tag:blogger.com,1999:blog-23683198950025172502024-03-12T16:23:51.454-07:00masalah lingkungan hidup........warnai_duniakuhttp://www.blogger.com/profile/11297630029955771157noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-2368319895002517250.post-15914675726606235472009-09-04T03:09:00.000-07:002009-12-28T23:18:56.267-08:00lingkungan hidup<p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pendahuluan</span></span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Masalah lingkungan yang dihadapi dewasa ini pada dasrnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Jika hal ini tidak segera diatasi pada akhirnya berdampak kepada terganggunya kesejahteraan manusia.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksflorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.<span id="more-44"></span></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Masalah lingkungan tidak berdiri sendiri, tetapi<span> </span>selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah faktor merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat kumulatif (Soedradjad, 1999). Masalah lingkungan yang saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang berlebih, polusi, penurunan jumlah sumberdaya, perubahan lingkungan global dan perang.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Makalah ini berusaha menguraikan masalah pengelolaan lingkungan hidup di Propinsi Bengkulu serta kemungkinan alternatif solusinya.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Kerusakan Hutan</span></span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Masalah utama lingkungan di Propinsi Bengkulu adalah masalah kerusakan hutan. Sebagai contoh di Kabupaten Lebong yang mempunyai hutan seluas 134.834,72 ha yang terdiri dari 20.777,40 ha hutan lindung dan 114.057,72 ha berupa hutan konservasi, sebanyak 7.895,41 ha hutan lindung dan 2.970,37 ha cagar alam telah mengalami kerusakan. Kerusakan hutan di kabupaten/kota lain di Propinsi Bengkulu lebih parah lagi.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Kondisi kawasan hutan yang telah rusak tersebut disebabkan antara lain oleh adanya ilegal logging dan perambahan hutan.Perambahan hutan pada umumnya bertujuan untuk keperluan perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kopi dll. Bahkan TNKS juga tidak luput dari kegiatan ilegal logging. Hal ini dapat dibuktikan dengan gundulnya hutan di wilayah TNKS.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Kerusakan hutan di Bengkulu juga disebabkan oleh kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dari tahun ke tahun bertambah luas. Pada tahun 1997 luas kebakaran hutan seluas 2.091 ha dengan 31 titik api. Pada tahun 2006 sebagai akibat kemarau yang panjang kebakaran hutan di Bengkulu semakin luas yang mengakibatkan tebalnya asap di udara yang<span> </span>dapat menimbulkan berbagai masalah.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Penyebab kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu antara lain adalah adanya peningkatan kegiatan pertanian seperti perkebunan, pertanian rakyat, perladangan, pemukiman, transmigrasi dll., terjadi secara alamiah seperti musim kemarau yang panjang, kecerobohan masyarakat dll. Dampak negatif kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu antara lain adalah penurunan keanekaragaman hayati (ekosistem, spesies dan genetik), habitat rusak, terganggunya keseimbangan biologis (flora, fauna, mikroba); gangguan asap, erosi, banjir, longsor, terbatas jarak pandang; meningkatnya gas-gas rumah kaca, CO dan hidrokarbon, gangguan metabolisme tanaman dan perubahan iklim.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Sebab lain kerusakan hutan<span> </span>di Propinsi Bengkulu antara lain: 1) persepsi masyarakat bahwa hutan masih terbatas untuk kepentingan ekonomi; 2) adanya konflik kepentingan; 3) laju perusakan hutan tidak sebanding dengan upaya perlindungan; 4) masih luasnya lahan kritis di luar hutan karena pengelolaan lahan secara tradisional dan praktek perladangan berpindah; 5) belum optimalnya penegakan hukum dalam percepatan penyelesaian pelanggaran/kejahatan di bidang kehutanan (al. Perambahan hutan, ilegal logging dll.).</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Upaya untuk memulihkan hutan yang rusak adalah sebagai berikut:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(1)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">dalam jangka pendek adalah penegakan hukum. Hal ini sangat penting untuk mencegah praktek-praktek ilegal logging dan perambahan hutan yang semakin luas.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(2)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Hendaknya kegiatan pembangunan memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini seringkali dilanggar oleh pelaksana pembangunan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(3)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Upaya penanaman kembali hutan yang telah rusak. Penghijauan telah dilakukan namun belum efektif memulihkan kondisi hutan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(4)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Dalam jangka menengah dapat dilakukan sosialisasi dan pendidikan lingkungan pada orang dewasa terutama yang tinggal di sekitar hutan lindung dan konservasi.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(5)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Dalam jangka panjang pendidikan lingkungan menjadi salah satu pelajaran muatan lokal baik di SD, SMP, SLTA maupun di perguruan tinggi.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Penurunan Keanekaragaman Hayati</span></span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Sebagai akibat kerusakan hutan, pembukaan lahan, praktek pengolahan lahan yang kurang memperhatikan ekologi, pertanian monokultur dll., maka terjadi penurunan keanekaragaman hayati di Propinsi Bengkulu. Kegiatan monokultur dapat menyebabkan sebagian flora, fauna dan mikrobia musnah. Contohnya, kantong semar yang dahulu sangat banyak dijumpai di Bengkulu sekarang menjadi sedikit jumlah dan jenisnya. Kegiatan pembukaan lahan yang kurang ramah lingkungan seperti lahan disemprot<span> </span>dapat menyebabkan telur-telur dan flora lainnya menjadi tidak berkembang. Satwa liar menjadi menurun dan kemudian masuk kriteria dilindungi. Satwa-satwa tersebut antara lain badak Sumatera, gajah Sumatera, harimau Sumatera, tapir, beruang madu, rusa sambar, napu, rangkong, siamang, kuao, walet hitam, penyu belimbing serta kura-kura. Ada delapan jenis kura-kura yang ada di Bengkulu yaitu kura nanas, kura garis hitam, kura patah dada, beiyogo, baning coklat, labi-labi hutan, kura pipi putih dan bulus. Baning coklat berstatus dilindungi dan sudah terancam punah. Flora langka yang ada di Bengkulu adalah <em>Raflesia arnoldi,</em> bunga bangkai dan anggrek pensil.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Upaya untuk mencegah punahnya flora dan fauna langka tersebut antara lain adalah:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(1)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">konservasi in-situ: upaya pelestarian flora dan fauna langka beserta ekosistemnya di kawasan konservasi. Luas hutan konservasi di Bengkulu adalah 426.203,23 ha.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(2)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">konservasi ex-situ: UNIB telah mencoba membiakan Raflesia alnordi dengan menggunakan kultur jaringan, tapi belum berhasil.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(3)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">program penangkaran satwa langka.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(4)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Penyuluhan tentang penangkaran satwa secara intensif.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(5)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang keanekaragaman hayati dan manfaatnya bagi masyarakat.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(6)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Peningkatan kemampuan sumber daya manusia.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(7)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Memasukkan keanekaragaman hayati ke dalam kurikulum SD, SMP, SMU serta perguruan tinggi.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(8)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Memperluas habitat satwa liar.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Kualitas Air</span></span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Pengolahan air di PDAM saat ini memerlukan cukup banyak tawas yang berfungsi sebagai pengikat partikel lumpur. Nilai zat padat tersuspensi dan nilai kekeruhan yang tinggi ini disebabkan oleh aktivitas lain di hulu sungai. Air yang digunakan oleh PDAM juga terindikasi tercemar batubara. Air sumur di daerah peternakan ayam mengandung banyak<span> </span><em>E. coli</em> yang sangat tinggi. Praktek pemotongan liar juga masih marak dilakukan oleh masyarakat, sehingga dapat menurunkan kualitas air. Kerusakan hutan juga dapat menurunkan mutu air sebagai akibat peningkatan zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi serta kekeruhan. Kerusakan hutan juga disinyalir sebagai salah satu sebab turunnya volume air di danau Dendam.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pengaruh Industri</span></span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Meskipun industri di Bengkulu masih belum banyak tetapi perencanaan pembangunan industri selanjutnya harus memperhatikan aspek lingkungan. Selama ini, pembangunan industri kurang memperhatikan aspek lingkungan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Aktivitas industri yang paling besar di Propinsi Bengkulu adalah penambangan batubara dan indutri pertanian (perkebunan). Penambangan batubara mempengaruhi mutu air di DAS Bengkulu-Lemau, DAS Seluma Atas dan DAS Dikit Seblat. Pengaruh industri batubara antara lain meningkatkan zat padat tersuspensi, zat padat terlarut, kekeruhan, zat besi, sulfat dan ion hidrogen dalam air yang dapat menurunkan pH. Masalah ini dapat dikurangi dengan cara pengolahan limbah yang standard dan minimisasi kebakaran.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Perkebunan di Bengkulu terutama karet dan kelapa sawit. Akibat aktivitas ini terjadi peningkatan senyawa organik pada air, adanya sisa-sisa pestisida di DAS, peningkatan zat pada tersuspensi dan terlarut, peningkatan kadar amonia, peningkatan kadar minyak dan lemak, mempengaruhi pH dll. DAS yang terkena aktivitas ini adalah DAS Dikit Seblat, DAS Bengkulu-Lemau, badan sungai Pisang (Ipuh), sungai Betung (Muko-muko), sungai Simpang Tiga (Tais), sungai Bengkulu, dan sungai Sinaba (Ketahun).</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Persampahan</span></span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">1. sampah anorganik/kering</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Contoh: logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dll yang tidak dapat mengalami pembusukan secara alamai.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">2. Sampah organik/basah</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Contoh: sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, rempah-rempah atau sisa buah dll yang dapat mengalami pembusukan secara alami.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">3. sampah berbahaya</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Contoh: baterai, botol racun nyamuk, jarum suntik bekas dll.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Secara umum persampahan di Bengkulu belum menjadi masalah yang sangat serius. Namun sampah cukup menjadi masalah di lokasi-lokasi tertentu seperti pasar, terminal, pertokoan dan tempat-tempat lain yang padat penduduknya. Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat-tempat tertentu masih rendah, apalagi untuk mengolahnya. Di Propinsi Bengkulu setia[ rumah tangga menghasilkan limbah kira-kira sebanyak 0,8 kg/hari atau 288 kg per tahun.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Masalah sampah di Bengkulu antara lain:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(1)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">tempat sampah kurang tersedia cukup di lokasi-lokasi padat aktivitas.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(2)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Seringnya pencurian tempat-tempat sampah.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(3)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">TPS kurang tersedia cukup.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(4)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA kurang intensif.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(5)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Belum ada pengolahan sampah yang representatif.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(6)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Kesadaran masyarakat rendah.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 36pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Di Bengkulu TPA masih jauh dari lokasi permukiman, sehingga belum menimbulkan masalah bagi penduduk. Tipe TPA di Bengkulu pada umumnya open damping setengah mengarah ke sanitary landfill. Ke depan, TPA<span> </span>sebaiknya diarahkan sepenuhnya ke sanitary landfill, sehingga masalah yang ditimbulkan sampah dapat diminimisasi. Akan lebih baik, jika sampah telah dipisahkan dan diolah langsung di sumber-sumber sampah. Open dumping tidak dianjurkan karena sampah berinteraksi langsung dengan udara luar dan hujan. Open dumping mempercepat proses perombakan sampah oleh mikrobia tanah yang menghasilkan lindi. Lindi yang terkena siraman air hujan, mudah mengalir dan meresap ke lapisan tanah bawah, sehingga mencemari air tanah. Lindi merupakan sumber utama pencemaran air baik air permukaan, air tanah yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimi dan mikrobia air. Perombakan sampah secara aerobik menghasilkan lindi yang mengandung zat padat halus (Ca<sup>2+</sup>, Mg<sup>2+</sup>, K<sup>+</sup>, Fe<sup>2+</sup>, CL<sup>-</sup>, SO<sub>4</sub><sup>2-</sup>, PO<sub>4</sub><sup>3-</sup>, Zn<sup>2+</sup> dan gas H<sub>2</sub>S. Hal ini akan mencemari air sehingga kualitas air menurun. </span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 36pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Tumpukan sampah di TPA merupakan media perkembangan mikrobia patogen dan non-patogen. Adanya bakteri pada air minum merupakan indikator pencemaran air. Bakteri dalam tanah bergerak secara vertikal dan horizontal. Bakteri mampu meresap 30 meter pada tanah berstektur halus dan bergerak horizontal sejauh 830 meter dari sumber kontaminan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt; text-indent: 36pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Solusi permasalahan sampah antara lain sebagai berikut:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(1)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, keadaan lingkungan permukimana.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(2)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Program pengelolaan sampah permukiman.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(3)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Dimasukkan ke dalam kurikulum SD, SPM, SMA.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 36pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Upaya yang telah dilakukan di Bengkulu:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(1)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">lomba semacam bangunpraja tingkat desa.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(2)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Pilot project pengolahan sampah. Sayang tidak berlanjut.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(3)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Program adipura.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(4)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Lokakarya tentang pengelolaan sampah kepada<span> </span>kepala desa dan camat.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(5)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Adanya Perda yang mengatur persampahan, tapi belum dijalankan secara efektif.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small; font-family: Times New Roman;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><strong><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;">Pelestarian Lingkungan</span></span></span></strong></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt;"><span><span style="font-size: small;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span> </span>Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar masyarakat berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan antara lain:</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(1)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">tingkat pendidikan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(2)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Peningkatan penghasilan.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(3)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Pengetahuan tentang kearifan lokal.</span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin: 0pt 0pt 0pt 54pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span><span><span style="font-size: small;">(4)</span><span> </span></span></span><span><span style="font-size: small;">Penerapan sistem pertanian konservasi (terasering, rorak – tanah yang digali dengan ukuran tertentu yang berfungsi menahan laju aliran permukaan–, tanaman penutup tanah, pergiliran tanaman, agroforestry, olah tanam konservasi – pengolahan yang tidak menimbulkan erosi.</span></span></span></p>warnai_duniakuhttp://www.blogger.com/profile/11297630029955771157noreply@blogger.com0